ePrivacy and GPDR Cookie Consent by Cookie Consent Etika Thank You & I am Sorry ~ KOTAK BINTANG

09 September 2010

Etika Thank You & I am Sorry

Kita sering melihat dan mendengar orang tua menyuruh anaknya mengucapkan terima kasih ketika seseorang memberikan sesuatu pada anaknya.Dan ini tertanam sampai kita besar, tidak hanya ketika seseorang memberikan hadiah tapi juga saat kita mendapat bantuan sekecil apapun itu.

Tapi bagaimana dengan kata "maaf" atau "I'm sorry"??? Setahu saya hal ini belum begitu membudaya dan belum banyak di ajarkan orang tua terhadap anaknya. Contoh kasus dalam pergaulan anak balita, Najwa di pukul oleh temannya sebut saja Bayu, Najwa mengadu pada ibunya atau gurunya ketika dia berada disekolah. Apa yang ibu atau gurunya lakukan?

Sejauh ini yang saya lihat,  yang akan di lakukan orang tua atau guru untuk kasus seperti diatas adalah:. pertama, mengatakan pada Bayu 'jangan kasi begitu temanmu tawwa, jangan suka memukul" (dalam dialek makassar), atau paling tidak melototkan mata pada si Bayu dengan harapan si Bayu tidak akan mengganggu Najwa lagi.

Cara yang lain, mengatakan pada Najwa untuk tidak berteman lagi dengan Bayu "Janganko lagi berteman sama Bayu, napukul ko lagi nanti", atau menyurus Najwa untuk tidak hanya diam menangis "Kalau na pukulko Bayu, pukulki juga. Kau yang saya pukul kalau menangisko". Kalau penyelesaian guru disekolah biasanya lebih cenderung menghukum Bayu.

Contoh di atas hanya di lakukan sebagian orang tua, sudah banyak yang mulai meninggalkan cara-cara itu. Para orang tua sudah mulai mengajarkan anak untuk minta maaf.

Saya terinspirasi menulis ini, karena beberapa waktu lalu jadi volunteer di sekolah Abila. Saya menyimak setiap hal yang di lakukan sang guru terhapat anak didiknya berusia 3-4 tahun. Termasuk kata thanks you dan I'm sorry ini.

Untuk contoh kasus diatas, cara guru Abila menyelesaikannya justru tidak ada dalam opsi di atas. Ketika Najwa mengadu ke guru, guru akan berkata "if you do not like, tell Bayu I do not like that", Najwa akan berkata pada Bayu "I don't like that" dan guru menyuruh si Bayu untuk say sorry to Najwa..
Bayu: I'm sorry
Najwa: It's Ok
Selesailah masalahnya, meskipun mungkin akan terulang lagi dengan orang yang sama ataupun yang lain. Tapi setidaknya ini menjadi kebiasaan buat mereka untuk mengatakan "sorry" ketika mereka bernuat salah.


Jika kasusnya berkelahi, kedua-duanya di panggil dan di hukum. Apa hukumannya, keduanya di beri masing masing buku. Silahkan membaca, jangan bikin gaduh. 
Ini hanya sekedar tulisan iseng, semoga bermanfaat.
image from 
http://images.paraorkut.com/img/pics/glitters/s/sorry-2708.gif
http://www.nustudios.org/newsletter/big-thank-you.png

4 comments:

  1. Seharusnya meminta maaf itu sudah dibiasakan pada anak2 sejak dini. supaya mereka minimal bisa mengakui kesalahan, dan tidak cenderung mengutamakan ego. Begitu juga dengan kata "terima kasih", dan juga "tolong".

    Info yang bagus . . .

    ReplyDelete
  2. @Artha: Yah..saya lupa mencantumkan soal tolong, thanks untuk mengingatkan. Kapan2 coba posting lagi tentang itu.

    ReplyDelete
  3. bukannya di amerika itu memang ada 4 magic words ya?! yaitu Thank You, Please, Sorry and Excuse me.
    nice blog :)

    ReplyDelete
  4. pokonyamah hatur tenkyu welah heehehe

    ReplyDelete

Berkomentar yang sopan sangat disenangi, komentar spam akan di hapus. Thanks!!