ePrivacy and GPDR Cookie Consent by Cookie Consent Neighbor ~ KOTAK BINTANG

24 April 2010

Neighbor

Dulu zaman SD sering sekali saya dapatkan baik di buku maupun dari ibu/bapak guru tentang orang barat yang individualis, egois dan orang Indonesia yang suka bergotong royong, ramah dan lain-lain. Semuanya saya telan mentah-mentah dan setelah menjalani beberapa bulan hidup di sini saya mulai sadar semua itu tidak sepenuhnya benar terutama dilingkungan tempat kami tinggal.

Apartment yang kami tinggali memiliki dua gedung. Gedung pertama memiliki 4 apartment dan gedung kedua memilki 5 apartment. Kami tinggal di gedung pertama yang letaknya persis di sisi jalan poros. Di gedung pertama ini di tinggali oleh Bryan, Fren istrinya Bryan dengan seorang lagi anaknya yang usianya sekitar 30-an. Mereka tinggal di lantai dua persis diatas tempat kami, tapi bedanya apatment mereka 2 kamar. Bryan dan istrinya pergi kerja tiap pagi dan pulang sore. Fren sangat rajin memelihara bunga, disekililing apartment kami beraneka ragam bunga yang di rawat oleh Fren.
Tetangga kami yang masih satu gedung, seorang nenek yang umurnya mungkin 60-70 tahun. Dia asli Jepang dan hidup sendiri di apartmentnya. Saya tidak begitu tahu kebiasaannya karena jarang ketemu.

Tetangga yang lain namanya Larry, dia manager di Kokua Market sebuah supermarket yang menjual makanan organik. Dia tinggal di lantai dua berseblahan dengan keluarga Bryan. Larry tinggal sendiri karena anak istrinya ada di mainland. Dia berniat menyusul anak istrinya setelah pensiun dari kerjanya. Usia Larry sekitar 50-an.

Saat kami baru tiba dari Indonesia, Larry yang pertama kali datang mengucapkan selamat datang pada kami sambil membawa sekotak permen. Besoknya Fren datang juga membawa bunga dan boneka.

Ketika Abila nangis Fren dan  tetangga samping unit kami yang aku tidak tau namanya, bergantian datang ke apartment kami membujuk abila sambil membawa boneka, biskuit, permen. 

Larry pun sangat perhatian pada Abila, ketika melihat Abila bermain di halaman dia akan datang sambil membawa permen atau coklat. Atau ketika kami lewat depan kokua market dia akan memberikan Abila buah-buahan atau makanan lainnya.

Individualis yang dulu saya bayangkan ternyata tidak sepenuhnya benar dengan kenyataan yang saya alami. Di Indo emang jauh lebih rame dengan kehidupan bertetangga, saling membantu apalagi soal gosip uuuhhhhh di gotong royong deh pokoknya...he.he

Note
Cerita di atas berdasarkan pengalaman pribadi penulis

0 comments:

Post a Comment

Berkomentar yang sopan sangat disenangi, komentar spam akan di hapus. Thanks!!