Setiap tahunnya bulan Juni - Juli - Agustus - Oktober menjadi bulan yang spesial di keluarga kami.
Juni, merupakan bulan perdana di tiap tahunnya kami merayakan ultah salah satu anggota keluarga kecil kami. Di mulai ultah Ahdan dan selang beberapa hari di susul ultah saya. Dan menjadi lebih spesial karena ada liburan kenaikan kelas.
Bulan Juli tak kalah spesial, ada anniversary pernikahan saya dan paksu yang tahun ini alhamdulillah sudah 19 tahun.Seminggu setelahnya disusul ultah Abila.
Bulan Agustus dan Oktober, ultah paksu dan si bungsu Ayzar.
Namun Juni tahun ini berbeda dari Juni - Juni tahun sebelumnya. Allah memberikan pengalaman beruntun yang sangat spesial. Rasanya campur aduk, serasa naik rollercoaster.
Awalnya tidak ada yang aneh, semua berjalan seperti biasa. Saat itu anak-anak SD lagi ulangan penaikan kelas. Hari ke 4 ulangan (senin 10 Juni) wali kelas Ayzar menelpon mengabarkan Ayzar merasa pusing dan mual di tengah ulangan. Ojek langganan segera menjemput.
Sampai rumah Ayzar langsung tidur, badannya di tekuk seperti orang kedinginan padahal suhu badan normal. Saya menyelimutinya.
1 jam berlalu, saya mencoba membangunkannya untuk makan. Ayzar mengeluh sakit kepala sambil menangis, saya membujuknya makan kemudian memberikannya parasetamol untuk mengurangi sakit kepalanya. Ayzar kemudian tertidur lagi. Sore terbangun dengan suhu tubuh 39 dercel.
3 hari kemudian, hari Kamis tidak ada perubahan pada Ayzar, masih demam naik turun disertai muntah. Sehari harinya saya home treatment dengan paracetamol, vitamin, madu, rebusan jahe srei.
Akhirnya saya dan paksu berkeputusan membawanya ke UGD RS Unhas, kamis siang.
Sambil menunggu hasil lab pemeriksaan darah Ayzar, paksu balik ganti pakaian karena dia dari kampus langsung ke RS. Di hari yang sama kami lagi degdegan menunggu hasil SNBT Abila, yang di jadwalkan pengumuman jam 4 sore wita.
Cerita soal Abila, awalnya dia eligible untuk SNBP tapi belum rezeki. Mencoba jalur SNBT dengan pilihan tunggal Psikologi Unhas. Kalau teman-temannya bimbel sejak setahun bahkan ada yang 3 tahun Abila bimbel hanya ambil intensif 1 bulan lebih di mulai sejak ujian sekolah berakhir.
Ini bukan tanpa alasan. Abila berangkat sekolah pagi jam 6.30. Sampai rumah jam 5 sore, energi terkuras banyak di perjalanan. Abila anak yang gampang capek dan kalau capek semua bakal berantakan jadinya selama sekolah di SMA dia tidak ikut bimbingan kecuali privat matematika via zoom 1x seminggu.
Setelah tes SNBT, Abila juga daftar ujian Mandiri UGM di Makassar. Ujiannya sehari sebelum pengumuman SNBT
Jadi tanggal 13 Juni pengumuman SNBT tanggal 12 Juni Abila ujian Mandiri UGM. Bangun pagi brangkat ke Pettarani lokasi ujian, sampai di lokasi Abila telat 10 menit dan tidak di perbolehkan masuk di lokasi ujian. Abila menelpon sambil menangis. Saya yang cukup stress dengan kondisi Ayzar benar-benar jadi bertanduk. Di telepon, dengan suara datar saya cuman bilang ke Abila cari cara negosiasi dengan panitia, kalo tidak bisa langsung pulang.
Saya langsung cerita ke paksu, komennya cuma 1 "kalo sampai rumah, Abila jangan di marahi"
Berapa menit kemudian Abila tiba, paksu sudah brangkat kampus. Saya memeluk Abila yang stress (padahal saya pun stress), hanya 1 kalimat yang saya katakan "naiklah ke kamarmu wudhu shalat minta ampun sama Allah semoga besok kamu lulus SNBT"
Kembali ke cerita di UGD, sehari setelah tragedi Abila tidak bisa ikut ujian UGM. Jam 15.30 wita sambil menemani Ayzar yang berbaring, mata saya tidak lepas dari web pengumuman SNBT. Berbagai pikiran berkecamuk, ancang-ancang kelas Mandiri sudah merasuk di hati. Yang bikin degdegan sekaligus mules karena di SNBT ini Abila hanya pilih 1 prodi dari 4 pilihan yang boleh di ambil. Prodi yang di ambil juga termasuk salah satu prodi yang kelulusannya sangat ketat. Prodi Psikologi Unhas, jadi pilihan tunggal Abila. Banyak yang pesimis termasuk saya merasa kansnya 50:50.
Saya menelpon Abila yang lagi di rumah, menanyakan sedang apa dan apa dia sudah liat pengumuman? kataya dia tidur, tidak mau liat pengumuman karena takut. Saya mengabarkan kalo saya sudah lihat tapi tidak yakin.
Saya mengirimkan hasil screen shoot pengumuman SNBT ke Abila dan paksu.Paksu membalas Alhamdulillah, membuat saya yakin kalo saya tidak salah lihat.
Abila menelpon balik mengabarkan kalo benar dia lulus, kami menangis haru di telepon. Ingin sekali saya memeluknya saat itu juga, saya menyuruhnya mengabari kakek neneknya. Sambil menangis saya sujud syukur di lantai samping ranjang Ayzar di UGD. Sayup-sayup saya dengar Ayzar teriak, what happen mommy? why did you cry?
Alhamdulillah, Abila lulus dengan skor rata-rata 727.98
Menjelang Magrib, hasil lab Ayzar keluar. Hasil pemeriksaan darah semua normal tidak ada indikasi DBD, diagnosa dokter Ayzar radang tenggorokan cukup parah. Paksu datang menjemput. Kami balik ke rumah.
Sabtu 15 Juni, 2 hari setelah Ayzar balik dari UGD giliran Ahdan yang demam dan muntah-muntah. Lebih parah dari Ayzar. Saya memberikan treatment yang sama dengan Ayzar, bedanya Ahdan malas minum.
Senin 17 Juni, hari lebaran idul Adha Ahdan tak kunjung membaik. Saya terpaksa tidak ke masjid shalat Ied. Jam 12 siang, Ahdan tidak berhenti muntah tiap kali sudah makan/minum. Oralit pun tidak ada yang bertahan. Akhirnya Ahdan kami bawa ke UGD. Abila ikut saya, paksu di rumah handle Ayzar yang juga belum stabil kesehatannya.
Sampai UGD RS Unhas, Ahdan sangat lemas. Dehidrasi kata dokter jaga. Beberapa kali tangannya di suntik untuk infus, bergantian tangan kanan dan kiri. Sangat sulit mendapatkan vena nya.
Saya menemani Ahdan, dan Abila saya minta tolong untuk menyelesaikan administrasi mulai dari mendaftar, bawa resep dan ambil obat di apotik, bawa darah ke lab.
Cukup sedih, karena hari lebaran tidak menyiapkan makanan seperti biasa di tambah lagi ke esokan harinya adalah hari yang kami tunggu sejak awal tahun "Ultah Ahdan".
2 minggu sebelum ultahnya, Ahdan request di buatkan Zupa soup dan triple mousse cake. Bahannya siap tapi tertunda di eksekusi. Di buatkan pun tidak akan di makan.
Jam 17.00 dokter anak yang jaga mendatangi saya mengatakan Ahdan harus opname karena muntahnya dan dehidrasi. Saya memohon untuk rawat jalan saja karena ada Ayzar di rumah yang juga belum sehat. Untungnya dokter membolehkan dengan syarat Ahdan harus kuat minum. Ahdan mengiyakan.
Menjelang magrib kami sampai di rumah.
Sabtu, 18 Agustus ultah Ahdan. Kami merayakannya dengan pelukan tanpa cake tanpa pesta.
Tanggal 19 Juni, paksu di jadwalkan ke Samarinda. Tiket PP sudah ada. Batal berangkat karena kondisi Ahdan belum berubah, masih muntah-muntah. Plus saya yang mulai tumbang.
Berapa hari kemudian di hari ultah saya, Ahdan & Ayzar mulai baikan, tidak demam tidak muntah tapi masih lemas. Kami ke cafe untuk merayakan seadanya ultah saya ultah Ahdan yg tertunda, kelulusan Abila dan terutama kesembuhan Ahdan & Ayzar.
Allah maha baik
Alhamdulillah kami bisa melewati kerikil-kerikil hidup dengan hadiah yang istimewa
Juni 2024 sangat berkesan
0 comments:
Post a Comment
Berkomentar yang sopan sangat disenangi, komentar spam akan di hapus. Thanks!!